REPRODUKSI PADA TUMBUHAN

Reproduksi tumbuhan

Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Reproduksi Tumbuhan adalah proses kembang biak atau pembentukan individu baru atau keturunan pada tanaman, yang bisa ditempuh melalui cara seksual maupun aseksual. Reproduksi seksual menghasilkan keturunan baru melalui perpaduan gamet dari kedua tetuanya. Hal ini menyebabkan keturunan yang dihasilkan akan memiliki sifat genetik yang berbeda dengan tetuanya. Sedangkan reproduksi secara aseksual menghasilkan individu baru tanpa perpaduan sel-sel kelamin, sehingga individu baru yang dihasilkan akan mewarisi sifat genetika yang identik dengan tetuanya (kecuali jika terjadi mutasi). Pada tumbuhan berbiji, calon individu baru dikemas dalam lapisan proteksi yang juga berguna sebagai cara penyebaran.
Tanaman cocor bebek yang bisa bereproduksi aseksual dengan membentuk tunas daun

Sejarah

Banyak botanis yang telah meneliti proses dalam reproduksi tumbuhan, diantaranya adalah Wilhelm Hofmeister and Eduard Strasburger.

Reproduksi Vegetatif

Tumbuhan memiliki dua tipe reproduksi aseksual, dimana keturunan yang dihasilkan identik dengan individu tetuanya secara genetik.
Reproduksi Vegetatif merupakan reproduksi aseksual yang berasal dari bagian vegetatif tumbuhan, misalnya tunas daun. Berbeda dengan apomixis yang merupakan bentuk peralihan dari reproduksi seksual ke reproduksi aseksual tanpa melibatkan fertilisasi, misalnya melibatkan biji. Apomixis terjadi pada banyak tanaman dan juga sebagian organisme lain, lihat parthenogenesis.
Reproduksi vegetatif alami adalah proses perkembang biakan yang sering terjadi pada tanaman herba dan tanaman berkayu perennial dan biasanya melibatkan modifikasi batang, akar dan daun. Tanaman yang berkembang biak dengan cara seperti ini bisa bertahan dari suatu musim ke musim lainnya. Selain itu membantu mereka dalam memperluas ukurannya. Tumbuhan tersebut akan membentuk sebuah koloni yang individunya identik satu sama lain, melalui stolon atau rhizoma. Namun kelemahan dari sistem perkembang biakan seperti ini adalah mudahnya penularan pathogen dari tetua ke turunannya.
Benih yang diproduksi dengan cara apomixis terbentuk tanpa mengalami fertilisasi gamet dalam proses menjadi embrio.

Struktur

Rizoma atau rimpang adalah modifikasi batang yang tumbuh di bawah tanah berfungsi sebagai organ reproduksi secara vegetatif. Rimpang bisa dipisah dan tumbuh menjadi tanaman baru, misalnya jahe, lengkuas, kunyit.
Geragih atau stolon juga merupakan organ reproduksi vegetatif terpenting pada beberapa spesies tumbuhan seperti pada stroberi, rumput-rumputan, dan beberapa tumbuhan pakis. Berbeda dengan rizoma, stolon menjalar di atas permukaan tanah.
Tunas adventif bisa terbentuk dari akar yang dekat dengan permukaan tanah, pada batang yang terpotong, atau akar yang tua yang kemudian akan berkembang menjadi batang dan membentuk daun. bentuk pada akar di dekat permukaan tanah, pada batang yang rusak (seperti pada tunggul pohon potong), atau pada akar tua.Tumbuhan seperti bawang (Allium cepa), hyacinth (Hyacinth), narcissus (Narcissus) dan tulip (Tulipa) memperbanyak diri dengan membentuk umbi lapis di bawah tanah. tanaman lain seperti kentang (Solanum tuberosum) dan dahlia juga memperbanyak diri dengan cara yang sama menghasilkan umbi batang. Sedangkan Gladioli dan crocuses (Crocus) menghasilkan umbi akar.

Kegunaan

Tumbuhan bisa diperbanyak secara vegetatif buatan melalui metode stek, runduk, cangkok, penyambungan, okulasi, dll. Selain itu juga memperbanyak dalam lingkup laboratorium dengan teknik kultur jaringan.

Reproduksi seksual

reproduksi seksual melibatkan dua proses penting yakni meiosis, dimana terjadi penyusunan gen dan pengurangan jumlah kromosom, dan fertilisasi yang kemudian membuat jumlah kromosomnya menjadi diploid kembali.

link: https://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi_tumbuhan

0 komentar:

PANCASILA

Pancasila

National emblem of Indonesia Garuda Pancasila.svg
Artikel ini adalah bagian dari seri
Politik dan pemerintahan
Indonesia
Pancasila (filsafat bangsa)
UUD 1945
Hubungan luar negeri
Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada alinea ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

Sejarah perumusan dan lahirnya Pancasila

Perisai Pancasila menampilkan lima lambang Pancasila.
Pidato Pertama Ir Soekarno Mengenai Pancasila pada 1 Juni 1945
Pada tanggal 1 Maret 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat. Dalam pidato pembukaannya, dr. Radjiman antara lain mengajukan pertanyaan kepada anggota-anggota Sidang, "Apa dasar Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini?"[1]
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu:
  • Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.[2]
  • Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato spontannya yang kemudian dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila".[3]. Soekarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme, Kemanusiaan atau internasionalisme, Mufakat atau Demokrasi,Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan yang berkebudayaan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:
Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.
Sebelum sidang pertama itu berakhir, dibentuk suatu Panitia Kecil untuk:
  • Merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar Negara berdasarkan pidato yang diucapkan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.
  • Menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memproklamasikan Indonesia Merdeka.
Dari Panitia Kecil itu dipilih 9 orang yang dikenal dengan Panitia Sembilan, untuk menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu disetujui pada tanggal 22 Juni 1945 yang kemudian diberi nama Piagam Jakarta.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen penetapannya ialah:
  • Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945
  • Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 - tanggal 18 Agustus 1945
  • Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27 Desember 1949
  • Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus 1950
  • Rumusan Kelima: Rumusan Pertama menjiwai Rumusan Kedua dan merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan Konstitusi (merujuk Dekret Presiden 5 Juli 1959)
Presiden Joko Widodo pada tanggal 1 Juni 2016 telah menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila sekaligus menetapkannya sebagai hari libur nasional yang berlaku mulai tahun 2017.[4].

Hari Kesaktian Pancasila

Pada tanggal 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30 September (G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan di tengah lingkungan akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif di belakangnya. Akan tetapi, otoritas militer dan kelompok keagamaan terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis, untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia, dan membenarkan peristiwa Pembantaian di Indonesia 1965–1966.
Pada hari itu, enam jenderal dan satu kapten serta berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul akibat G30S sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia. Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Butir-butir pengamalan Pancasila

Berdasarkan Ketetapan MPR No.II/MPR/1978[5]

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  2. Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
  3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
  4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
  1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
  2. Saling mencintai sesama manusia.
  3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
  4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
  5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
  6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
  8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
  1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
  2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
  3. Cinta tanah air dan bangsa.
  4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
  5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
  1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
  2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
  3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
  4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
  5. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.
  6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
  7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
  1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
  2. Bersikap adil.
  3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  4. Menghormati hak-hak orang lain.
  5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
  6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
  7. Tidak bersifat boros.
  8. Tidak bergaya hidup mewah.
  9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
  10. Suka bekerja keras.
  11. Menghargai hasil karya orang lain.
  12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Berdasarkan ketetapan MPR no. I/MPR/2003

Sila pertama
Bintang
  1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
  6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
  7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Sila kedua
Rantai
  1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
  3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
  4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
  5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
  6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
  9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
  10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Sila ketiga
Pohon Beringin
  1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
  3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
  4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
  5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
  6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
  7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila keempat
Kepala Banteng
  1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
  2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
  3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
  4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
  5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
  6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
  7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
  9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
  10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
Sila kelima
Padi dan Kapas
  1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
  2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
  3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  4. Menghormati hak orang lain.
  5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
  6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
  7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
  8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
  9. Suka bekerja keras.
  10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
  11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Hatta, Mohammad (2015). Politik, Kebangsaan, Ekonomi (1926-1977). Jakarta: Kompas. hlm. 309. ISBN 9789797099671.
  2. ^ Suwarno, P.J. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. hlm. 12.
  3. ^ Schindehuette, Matti Justus (2006). Zivilreligion als Verantwortung der Gesellschaft. Religion als politischer Faktor innerhalb der Entwicklung der Pancasila Indonesiens. Hamburg: Universitas. hlm. 151.
  4. ^ "Jadi Hari Libur Nasional, Inilah Keppres Penetapan 1 Juni Sebagai Hari Lahir Pancasila", Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, (diakses pada 01 Oktober 2016)
  5. ^ Bagian ini sudah tidak berlaku lagi karena Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 telah dicabut dengan Ketetapan MPR No.XVIII/MPR/1998 dan termasuk dalam kelompok Ketetapan MPR yang sudah bersifat final atau selesai dilaksanakan menurut Ketetapan MPR No.I/MPR/2003

Pranala luar

Bahasa lain



0 komentar:

ingredients and steps


  HOW TO MAKE FRIED RICE



Chinese fried rice made with fragrant jasmine rice, carrots, peas, and scrambled eggs. This easy stir-fried dish turns plain white rice into flavorful grains lightly seasoned with soy sauce and tossed with colorful vegetables. I often use leftover rice for a quick and convenient meal.
Fried rice in a white bowl
Fried rice is a Chinese food restaurant staple that’s always on the take-out menu. It’s hard not to eat every light and fluffy morsel. What makes the dish so tasty is the stir-fry technique that’s easy to tackle at home. Using this vegetarian recipe as a base, you can incorporate any mix-in’s or proteins you’d like to switch up the taste.
Growing up in a big Chinese family not far from Oakland Chinatown, homemade fried rice at our house was a “clean-out-the-fridge” type dish, no recipe needed. My mom would use leftover rice from a previous meal and then add in some meat like diced ham, spam or char siu. Easy and delicious every time.

MY LATEST VIDEOS

Fork fluffing white rice cooking in a saucepan

Fresh Rice vs. Leftover Rice

Leftover cold rice is ideal to use because the grains are separate and cook easier in the wok. That doesn’t mean that a fresh pot of rice can’t be used, especially when the craving hits. It only takes about an extra 20 minutes to prepare.
The key to fresh rice is allowing it to cool slightly before using. The cooling process can quickly be done by spreading the rice on a sheet pan at room temperature, or chill in the refrigerator for 5 to 10 minutes if you’re impatient like me. The rice should be cool to the touch before adding it to the pan.
Spoon mixing rice and carrots in a wok

Fried Rice Ingredients

  • White rice, jasmine or long-grain; fresh or leftover
  • Minced white onion
  • Diced carrots
  • Green peas, fresh or frozen (avoid canned; too mushy)
  • Toasted sesame oil
  • Eggs whisked
  • Soy sauce
  • Salt and white pepper (spicy flavor and adds no color to the dish)
  • Sliced green onions
Person pouring egg wash into a wok filled with rice

How to Make Chinese Fried Rice

  • Fry the rice by lightly browning in a pan or wok.
  • Stir-fry the onions, garlic, and carrots until tender.
  • Make a large well in the center of the pan with the rice.
  • Pour in the whisked eggs and scramble until small curds form.
  • Soy sauce is optional but adds a savory flavor to the rice.
  • Add green peas at the end to retain color and shape.
Green peas sitting on top of fried rice

Make it an Entree

I am guilty of eating the rice straight from the pan, often serving as dinner instead of just a side. Other ingredients to add to this recipe are shrimp (fresh or dried), tofu, diced chicken, Chinese barbecue pork, or diced bacon. For those on a low carb diet, cauliflower rice or broccoli rice are tasty cruciferous substitutions.
A bowl filled to the brim with steaming rice, and bite-sized pieces of egg and vegetables bring maximum taste-bud satisfaction. My chopsticks can never move fast enough as I devour my first serving, with the hope that there’ll be a little extra left to scoop out from the bottom of the pan.
Wok spatula mixing fried rice in a pan

More Chinese recipes

View all Chinese recipes
If you make this recipe, please let me know! Leave a comment, rate it, and don’t forget to tag a photo #jessicagavin on Instagram. I’d love to see what you come up with. Cheers, friends!

Use Long Grain Rice For Fried Rice

Long grain rice holds its shape and stays separate when stir-fried. Jasmine is my top choice because it has a delicate and light floral aroma, not too sticky when cooked, and slightly dry in texture, making it easy to maneuver in the pan. Medium-grain like Calrose or brown rice can be used, but incorporate when chilled or day old as it is stickier. Make sure to always wash the rice before cooking to remove excess starches on the surface, which can cause clumping.
Print Recipe
4.27 from 41 votes

Fried Rice

Chinese fried rice recipe made with fragrant jasmine rice, carrots, peas, and scrambled eggs. Put down the takeout menu and make your own!
Prep Time10 mins
Cook Time20 mins
Total Time30 mins
Course: Side
Cuisine: Chinese
Servings: 4 servings
Calories: 297kcal
Author: Jessica Gavin

Ingredients

  • 1 cup uncooked jasmine rice, (180g)
  • 2 cups water, (480ml)
  • 2 tablespoons vegetable oil, (30ml) divided
  • 1/4 cup minced white onion, (30g)
  • 1 tablespoon minced garlic, (10g)
  • 1/2 cup diced carrots, (70g) 1/4-inch dice
  • 1 teaspoon sesame oil , (15ml)
  • 2 large eggs, whisked
  • 1/2 cup peas, (65g) frozen, defrosted
  • 1 tablespoon soy sauce , (15ml)
  • kosher salt, as needed for seasoning
  • white pepper, as needed for seasoning
  • 2 tablespoon thinly sliced green onions, (6g)

Instructions

  • In a 3-quart sized saucepan, rinse uncooked rice with cool water until it runs clear, then drain off excess water.
  • Add 2 cups of water to the washed rice.
  • Bring water to a boil and then turn down heat to a simmer and cover with a lid.
  • Simmer rice for 10 to 12 minutes, or until all of the water is absorbed and rice is tender.
  • Remove rice from the heat and allow to sit covered for 5 to 10 minutes.
  • Fluff rice with a fork and allow to cool to room temperature while preparing the other fried rice ingredients.
  • Heat a wok or large skillet over high heat.
  • Add 1 tablespoon of vegetable oil, once hot add in the rice.
  • Stir-fry the rice to evenly coated with oil, then spread and lightly press around the pan.
  • Allow to cook for 30 seconds, then stir. Repeat the spreading and stirring every 30 seconds for 5 minutes total, to encourage some light browning on the rice.
  • Make a large well in the center of the pan and add in 2 teaspoons of vegetable oil.
  • Add onion, garlic, and carrots, stir-fry in the center of the pan for 1 minute, then mix with rice to combine.
  • Make a large well in the center, add in 1 teaspoon vegetable oil and 1 teaspoon sesame oil.
  • Pour in whisked eggs, allow to sit for about 30 seconds, then gradually stir to create small scrambled egg pieces, stir to combine with the rice.
  • Add in soy sauce, stir to combine.
  • Add peas, stir to combine, and cook until warmed through, about 2 minutes.
  • Taste rice and season with salt and white pepper as desired.
  • Garnish rice with green onions, serve immediately.

Recipe Video

Notes

  • For this recipe, 4 cups of cooked rice are used.
  • To cool the rice quickly, spread on a sheet pan until it reaches room temperature, or chill in the refrigerator for 5 to 10 minutes.
  • Leftover cold rice can be used, simply skip the freshly steamed rice cooking steps 1 through 6. 
  • Substitute 4 cups cooked rice for the 1 cup of uncooked jasmine rice. 
  • If using cooked day-old rice, break it into individual pieces with your fingers before adding to the pot. 
  • If larger pieces of the egg are preferred, cook them first, breaking into the desired size, transfer to a plate and reserve, then and add back to the end of cooking right before serving. 
  • Other types of rice can be used like long-grain, medium-grain Calrose, or brown rice. Just make sure that it yields 4 cups of rice, as each variety cooks up to different volumes. 
LINK:  https://www.jessicagavin.com/easy-fried-rice/
 

0 komentar:

halo gais